Artikel dari Radio Nederland Wereldomroep Tentang Parts of The Heart

Salinan dari artikel Radio Nederland Wereldomroep :

Film Gay Indonesia di Festival Film Rotterdam

Festival Film Internasional Rotterdam 2012 (IFFR), Belanda, memutar 500 film internasional, termasuk tiga film Indonesia. Parts of the Heart , berkisah tentang kehidupan homoseksual di ibukota Jakarta, dan Shelter, bercerita tentang cinta dan The Blindfold, tentang radikalisasi keagamaan.

Film Parts of the Heart, karya sutradara Paul Agusta (31) menceritakan kisah hidup Peter, seorang gay di Jakarta, dari umur 10 sampai 40 tahun.

Pengalaman seksual pertama
Parts of the Heart terdiri dari delapan segmen yang memperlihatkan delapan tahap kehidupan Peter dalam urusan cinta. Bagian-bagian ini, antara lain, mengisahkan pengalaman Peter ketika pertama kali jatuh cinta pada usia 10 tahun, pengalaman seksual pertamanya, patah hati pertama, tekanan masyarakat, masa-masa sulit dalam hubungan cinta serta pernikahan Peter pada usia 40 tahun.

Kepada Radio Nederland, Paul Agusta mengatakan cerita yang dikisahkan dalam Parts of the Heart diangkat dari kehidupan dirinya sendiri.

“Ini film panjang ketiga saya. Dari sebelum-sebelumnya saya memang cenderung mengangkat tema-tema pribadi. Saya memilih cerita ini karena mirip kisah hidup saya. Ini hal-hal yang terjadi di hidup saya yang membuat saya menjadi orang seperti sekarang.”

Masalahnya sama
Paul mengangkat tema homoseksualitas karena ia merasa di Indonesia pilihan film-film bertemakan homoseksualitas sangat sedikit. “Film-film lainnya biasanya terlalu fokus pada tema-tema yang itu-itu aja, seperti sexual identity (identitas seksual), confusion (kebingungan), terus tekanan dari keluarga dan budaya.”

Sementara Parts of the Heart lebih menunjukkan hubungan cinta antara dua laki-laki. “Pada dasarnya cinta adalah cinta, apakah itu antara laki-laki dan perempuan, perempuan-perempuan, pria-pria. Mereka semua mengalami masalah sama,” ujar Paul Agusta.

Coming out
Secara umum homoseksualitas masih sangat susah diterima di Indonesia. Banyak orang merasa belum cukup berani untuk coming out atau mengaku diri sebagai gay. Di Jakarta, festival film tema-tema homoseksualitas pernah diancam ditutup Front Pembela Islam (FPI).

Namun menurut Paul Agusta ini bukan sesuatu yang harus ditakutkan. “Kalau kita tidak bangga menjadi diri sendiri, mendingan nggak usah hidup aja,” ujarnya.

Tiga segmen Parts of the Heart sudah beberapa kali ditayangkan sebagai film pendek di beberapa festival lokal Indonesia. Penonton menanggapi positif karya sutradara. “Banyak yang memuji keberanian saya, walaupun saya tidak terlalu mengerti mengapa saya harus dipuji.”

Untuk rencana ke depannya, keseluruhan film yang terdiri dari delapan bagian itu, akan dimasukkan ke Lembaga Sensor Film (LSF). Paul Agusta berharap Parts of the Heart akan bisa dirilis di beberapa bioskop Indonesia, tanpa banyak potongan.

Homoseksualitas di Belanda
Ini untuk ketiga kalinya film buatan Paul Agusta masuk Film Festival Internasional di Rotterdam. Sebelumnya film berjudul Kado Hari Jadi (2008) dan Di Dasar Segalanya (2010) pernah masuk festival tahunan Belanda itu.

Dalam beberapa kesempatan Paul berkunjung ke Belanda, ia merasa homoseksualitas sudah dipandang hal biasa. “Jika orang-orang yang saya temui bertanya apakah saya sudah menikah dan saya menjawab, ‘Saya tidak menikah, tapi hidup dengan laki-laki’ reaksi mereka normal-normal saja. Tapi kalau di Indonesia, saya mendapat jawaban, Lho kok bisa?”

Ketika ditanya apakah akan lebih mudah baginya untuk berkarya di Belanda saja, Paul menjawab: “Mungkin lebih mudah, tapi saya merasa kalau di Belanda seperti mendidik orang yang sudah terdidik.”

Lebih berguna di Indonesia
Sedangkan di Indonesia, dengan mengangkat tema-tema berat, ia dapat membantu membuka pikiran orang yang pikirannya belum ke sana. “Walaupun mungkin lebih mudah untuk saya berkarya di Belanda, saya merasa mungkin lebih berguna untuk berkarya di Indonesia. Lagipula saya orangnya lahir dan besar di sini dan nggak kebayang tinggal di tempat lain.”

Source : http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/film-gay-indonesia-di-festival-film-rotterdam?quicktabs_1=0

Leave a comment